Apa Itu Aqiqah?
Aqiqah adalah ibadah penyembelihan hewan (biasanya kambing atau domba) sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas kelahiran seorang anak.
Ibadah ini termasuk sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan, dan memiliki makna spiritual mendalam karena menjadi bentuk pengorbanan dan pengakuan bahwa setiap anak adalah amanah dari Allah SWT.
Kapan Aqiqah Dilaksanakan?
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Salman bin ‘Amir ad-Dhabiy, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Aqiqah dilakukan karena kelahiran seorang anak, maka sembelihlah hewan dan hilangkan gangguan darinya.”
(HR. Bukhari)
Dan dari hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a., Nabi ﷺ bersabda:
“Untuk anak laki-laki disembelih dua kambing yang sepadan, dan untuk anak perempuan satu kambing.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Dari hadits-hadits tersebut, ulama menjelaskan bahwa waktu terbaik melaksanakan aqiqah adalah pada hari ke-7 setelah kelahiran anak.
Contoh:
Jika anak lahir pada hari Senin, maka aqiqahnya dilaksanakan pada hari Ahad (hari ke-7).
Bagaimana Kalau Tidak Bisa di Hari ke-7?
Islam adalah agama yang penuh kemudahan. Jika orang tua belum mampu melaksanakan aqiqah di hari ke-7, maka bisa dilakukan di waktu berikutnya, yaitu:
Hari ke-14 setelah kelahiran, atau
Hari ke-21 setelah kelahiran.
Sebagian ulama bahkan membolehkan aqiqah dilaksanakan kapan saja sepanjang anak belum baligh, dan jika sudah baligh maka tanggung jawab aqiqah tidak lagi wajib atas orang tua, namun boleh dilakukan oleh anak itu sendiri sebagai bentuk penghormatan kepada sunnah Rasulullah ﷺ.
Hukum dan Hikmah Aqiqah
Aqiqah hukumnya sunnah muakkadah, sangat dianjurkan bagi orang tua yang mampu. Di balik ibadah ini, terdapat banyak hikmah, antara lain:
Ungkapan syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak.
Menguatkan ikatan sosial dengan berbagi daging kepada tetangga, kerabat, dan fakir miskin.
Menjauhkan anak dari gangguan dan keburukan sebagaimana disebut dalam hadits.
Menanamkan nilai kepedulian dan berbagi sejak awal kehidupan anak.
Sunnah Lain Saat Aqiqah
Selain penyembelihan hewan, Rasulullah ﷺ juga menganjurkan:
Mencukur rambut bayi di hari aqiqah,
Menimbang rambut tersebut, lalu bersedekah senilai beratnya dengan emas atau perak,
Memberi nama anak dengan nama yang baik.
Semua ini mencerminkan rasa syukur dan doa agar anak tumbuh menjadi pribadi yang saleh dan bermanfaat bagi umat.
Kesimpulan
Jadi, waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah hari ke-7 setelah kelahiran, namun jika belum mampu, boleh dilakukan di hari ke-14, ke-21, atau di waktu lain selama anak belum baligh.
Aqiqah bukan hanya ritual, tapi juga wujud rasa syukur, kasih sayang, dan kepedulian sosial yang diajarkan oleh Islam.
BACA JUGA: